Rabu, 05 Juni 2013

Mitos Kebutaan Dan Tuli Pada Pengidap Diabetes



Pernahkah anda mendengar berita tentang penyakit diabetes bisa menyebabkan kebutaan dan tuli bagi si penderita? Berhati-hatilah bila anda salah satu penderita diabetes, sebab mitos itu memang benar adanya. 

Komplikasi yang disebabkan oleh diabetes tidak hanya menyerang pada multi organ seperti hipertensi, jantung, ginjal dan menyebabkan stroke saja, tetapi bisa juga menyerang organ penglihatan dan pendengaran anda

Tidak banyak yang mengetahui bahwa ternyata diabetes bisa merusak retina.

Dan penyakit kebutaan yang disebabkan oleh diabetes sering disebut dengan retinopatik diabetik, penyakit ini disebabkan oleh komplikasi yang mempengaruhi pembuluh darah kecil di salah satu bagian mata. Dan yang paling sering langsung menyerang ke retina mata. 

Retinopati tahap awal juga disebut sebagai retinopati nonproliferasi. Disebabkan karena gula darah yang kurang terkontrol pada pasien diabetes. 

Hal ini membuat pembuluh darah kapiler pada mata menjadi rentan dan muncul titik-titik yang kemudian melemahkan penglihatan yang sering disebut micro aneurysms. 

Seiring dengan perkembangan penyakit diabetes yang diderita si pasien maka penyakit ini pun menjadi meningkat, di karenakan terjadinya penutupan pada sejumlah pembuluh darah yang rusak sehingga menghalangi aliran darah yang menuju ke retina

Selama tahap retinopati nonproliferasi ini tidak ada pembuluh darah baru yang muncul. Sehingga mengakibatkan kecenderungan yang tinggi untuk mengalami gangguan penglihatan pada penderita diabetes. 

organ mata manusia
Anda bisa mendeteksi gejala awal retinopati, sehingga dapat mencegah terjadinya kebutaan. Karena sebenarnya retinopati pada tahap awal masih bisa disembuhkan.  

Beberapa gangguan lain pada penglihatan adalah terjadinya katarak dan glaucoma sehingga membuat penglihatan penderita diabetes menjadi berkurang.  

Bagi mereka yang menderita penyakit diabetes disarankan untuk memeriksakan semua organ tubuh tidak terkecuali mata, dan juga menghindari semua hal yang bisa meningkatkan kadar gula dalam darah. Terlebih lagi menghindari makanan yang mengandung lemak.

Selain dapat merusak organ penglihatan, diabtetes juga bisa merusak organ pendengaran. Sehingga penderita penyakit diabetes mengalami gangguan pendengaran dan bisa menjadi tuli bila tidak segera ditangani lebih lanjut.

Penelitian di Jepang mengungkapkan bahwa masalah pendengaran justru lebih sering terjadi pada penderita diabetes dari pada masalah kesehatan lainnya, bahkan ketika ada beberapa faktor lain yang dimasukkan seperti faktor lingkungan yang terlalu berisik dan faktor penuaan. 

Chika Horikawa, seorang peneliti dari Niigata University dari Jepang mengungkapkan seperti yang dilansir oleh Daily Mail tanggal 15 November 2012, bahwa " Kami menemukan bahwa pengidap diabetes memiliki peluang dua kali lebih tinggi untuk mengalami masalah pada pendengaran dibandingkan dengan orang-orang yang tidak mengidap diabetes".

Beberapa studi sebelumnya telah meneliti korelasi antara gangguan pendengaran dengan diabetes, tetapi hasil temuan mereka tidak konsisten. Tapi, korelasi antara kehilangan daya pendengaran dengan kondisi lain seperti demensia dan depresi sudah diketahui. 

Korelasi gangguan pada pendengaran dengan diabetes memang kontroversial, tetapi hal ini diyakini bisa saja terjadi dari waktu ke waktu, karena level glukosa dalam tekanan darah tinggi bisa menyebabkan rusaknya pembuluh darah yang bisa menyebabkan terjadinya kehilangan daya pendengaran.

Diperkirakan glukosa merusak syaraf dan jaringan pada telinga yang menyebabkan terjadinya kehilangan kemampuan untuk mendengar. 

Haslinya menunjukkan bahwa pasien diabetes yang diperiksa untuk gangguan pendengaran sejak usia lebih awal dibandingkan dengan non-diabetes, dan dari sisi pencegahan beberapa penyakit harian seperti demensia dan depresi yang menyebabkan gangguan pendengaran. 

indera pendengaran
Hasil riset kemudian ditampilkan di dalam Journal of Clinic Endocrinology and Metabolism. Sekitar lebih dari sepertiga manusia yang berusia 60-an tahun mengalami kehilangan daya pendengaran sedara signifikan dan permanen, dan cenderung meningkat menjadi dua pertiga orang yang berduai 70-an. 

Sementara itu, hasil penelitian ilmuwan asal Amerika yang dipublikasikan awal tahun ini mengungkapkan bahwa wanita yang mengidap diabetes lebih cenderung kehilangan daya pendengaran dan tidak bisa mengendalikan kesehatan mereka dengan terapi obat-obatan. 

Namun, penelitian di Hendry Ford Hospital Detroit menunjukkan bahwa semua pria, tidak pandang usia, apakah mengidap diabetes atau tidak, menunjukkan kecenderungan kehilangan pendengaran dibandingkan dengan wanita.   

Dr Ralp Holme, kepala pusat riset biomedical di Action on Hearing Loss, menanggapi "Beberapa studi menunjukan bahwa pengidap diabetes lebih cenderung mengalami kehilangan daya pendengaran. Karena itu perlu riset untuk mengetahui apakah benar  gangguan pendengaran itu disebabkan oleh diabetes atau karena pengaruh dari faktor lain".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar